pada masa awal berdirinya, desa Kalinegoro
bukanlah merupakamn sebuah desa yang berdiri sendiri. Nama Kalinegoro merupakan
nama gabungan dari dua desa yang masing-masing berdiri sendiri dan memiliki
sistem pemerintehan yang sah menurut undang undang kenegaraan pada waktu itu.
Dua desa tersebut adalah desa Kaligintung daa desa Tonogoro. Desa Kaligintung beradaq
di wilayah bagian barat Kalinegoro pada saat ini dan desa Tonogoro berada di
bagian timur desa Kalinegoro pada saat ini.
Pada awal
berdirinya ( 1910), Desa Kaligintung memiliki wilayah administratif ysng berada
di bagian barat desa Kalinegoro meliputi dusun-dusun Djati, Kaligintoeng,
Doekoeh, Bromo, Bletuksn dan Pronogaten. Kepala desa pertama yang memimpin desa
Kaligintung adalah Bapak KROMO WIDJOJO (1910 – 1918).
Pada
tahun 1918 terjadi alih kepemimpinan /
suksesi dari KROMO WIDJOJO kepada DJOGO RESO (1918-1927). Bila dilihat dari
kondisi sosial politik dan ekonomi pada saat itu, juga dari segi peralatan,
sistem pemilihan kepala desa pada saat itu sangat berbeda dengan sistem dan
tata cara pemilihan kepala desa pada masa sekarang. Pada waktu itu pemilihan
kepala dessa dilakukan dengan menggunakan alat yang sangat sederhana, yaitu
dengan menggunakan alat bantú pemungutan suara berupa potongan (semacam) lidi
yang dalam bahasa jawa lebih dikenal dengan sebutan “biting”. Mereka datang ke
lokasi tempat pemungutan suara dengan cara memasukkan biting kedalam “bumbung”
jago atau calon kepala desa yang mereka pilih. Pada saat penghitungan suara,
mereka akan mengeluarkan biting-biting yang sudah dimasukkan oleh para pemilih
sesuai dengan calon-calon yang mereka jagokan.
Pemerintahan
desa yang dipimpin oleh DJOGO RESO berakhir pada tahun 1927, karena pada saat
itu terjadi penggabungan antara desa kaligintung dan desa tonogoro. Selama masa
kepemimpina beliau jumlah dusun-dusun yang menjadi wilayah otoritasnya tidak
mengalami penambahan.
Disisi lain,
pemerintahan desa tonogoro didirikan pada saat tahun yang bersamaan dengan desa
kaligintung, akan tetapi kita tidak bisa mendapatkan sumber yang secara resmi dapat menunjukkan tanggal dan
bulan berdirinya desa kaligintung dan desa tonogoro. WONGSO DIONO (1910-1918) adalah sebagai
kepala desa pertama yang memimpin desa tonogoro. Wilayah administraatif yang
menjadi kewenagan otoritasnya meliputi dusun-dusun: Maliyan, Daren, Kelipan,
Tonogoro, Djonggrangan, dan Djetis. Dalam tahun yang bersamaan (1918) desa
tonogoro untuk pertama kalinya juga melakukan suksesi / peralihan kepemimpinan
dari WONGSO DIONO kepada DJOWI REDJO (1918-1921). Masa kepemimpinan DJOWI REDJO
hanya berlangsung selama 3 tahun. Selama masa kepemimpinannya pemerintahan desa
tonogoro juga tidak mengalami perubahan wilayah otoritas administratifnya.
Sebagai
kepala desa yang ke 3, MANGUN REDJO (1921-1927), juga tidak mengalami perubahan
wilayah otoritas administratifnya sampai dengan terjadinya penggabungan dari
desa kaligintung dan desa tonogoro. Dengan demikian kedua kepala desa yang
memimpin masing-masing wilayahnya turun dari jabatannya, untuk kemudian
dilakukan pemilihan kepaladesa dari dua desa yang telah gabung tersebut (1927).
Swbagai
kepala desa pertama yang terpilih dalam pemilihan kepala desa pada tahun
tersebut adalah Lurah TJOKRO AMINDJOJO (1927-1945). Mulai masa kepemimpinan
kepala desa TJOKRO AMINDJOJO, wilayah administratif yang menjadi otoritasnya 12
dusun, mereka adalah dusun Djati, dusun Kaligintoeng, dusun Doekoeh, dusun
Bromo, dusun Bletukan dusun Pronogaten, dusun Maliyan, dusun Daren, dusun
Kelipan, dusun Tonogoro, dusun Djonggrangan, dan dusun Djetis.
Pada dekade
70 an akhir wilayah otoritas pemerintahan desa kalinegoro mengalami penambahan
jumlah setingkat dusun/RW. Hal ini disebabkan oleh adanya pembangunan perumahan
di desa kalinegoro yang dilaksanakn oleh pemerintah. Karena tidak ada nama
dusun yng diberikan maka untuk memudahkan tata administrasi desa disebutlah
dengan nama perumnas RW. Hingga kini lebih terkenal dengan sebutan RW I RW II
RWIII RW IV RW V dan RW VI PERUMNAS KALINEGORO.
Tabel
1
HISTOGRAPHY DESA KALINEGORO |
Dusun Maliyan |
Dusun Djati |
Dusun Daren |
Dusun Kelipan |
Dusun Tonogoro |
Dusun Kaligintung |
Dusun Bromo |
Dusun Doekoeh |
Dusun Bletukan |
Dusun Djonggrangan |
DESA TONOGORO (1910) |
DESA KALIGINTUNG(1910) |
Dsn Djetis |
Dusun Pronogaten |
DESA KALINEGORO (1927) |
PERUMNAS KALINEGORO (1979) |
PERUMNAS RW I |
PERUMNAS RW II |
PERUMNAS RW III |
PERUMNAS RW IV |
PERUMNAS RW V |
PERUMNAS RW VI |
DESA KALINEGORO (1980 - Sekarang) |